Waktu itu, bukannya saya tidak bisa meminjam buku di perpustakaan sehingga saya harus mengambilnya tanpa sepengetahuan penjaga perpustakaan. Saya juga memiliki kartu perpustakaan yang bisa membantu saya meminjam buku itu. Atau, jika saya ingin memilikinya, saya punya cukup tabungan untuk membelinya. Tapi, entah mengapa saya lebih senang 'mengutil' buku itu daripada meminjamnya. Hal ini membuat saya teringat pada film The Adventures of Tintin: The Secret of The Unicorn, dimana ada salah satu tokoh yang menderita kleptomania alias mencuri dan mengoleksi barang-barang orang lain. Lalu, bertanya-tanya lah saya: "Apakah saya penderita kleptomania?"
Kata Wikipedia sih, kleptomania itu adalah salah satu penyakit jiwa dimana penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri benda-benda yang sebenarnya tidak berharga. Sebenarnya, benar tidak sih barang-barang yang 'dicuri' oleh para penderita kleptomania ini adalah barang-barang tidak berharga?
Kalau sekedar mencuri pulpen atau penghapus sih, mungkin tidak begitu berharga di mata orang awam (kecuali untuk para mahasiswa yang ngekos :3), sehingga apabila barangnya dicuri oleh Si Penderita Kleptomania, maka dia bisa membeli kembali. Nah, kalau barang yang jadi inceran Si Klepto adalah dompet, seperti tokoh di filmnya Tintin itu. Kan sayang juga. Ada uangnya, meskipun Si Klepto ini tidak memiliki keinginan untuk mempergunakan uang yang ada di dalamnya, atau menyalahgunakan identitas si pemilik sebelumnya, tapi hal-hal yang seperti itu pastilah sangat penting bagi orang yang menjadi korban Si Klepto ini.
Kenapa sih kok bisa si orang itu menderita Kleptomania?
Seorang Kleptomania mengambil sesuatu yang bukan miliknya, jelas bukan karena dia tidak mampu membeli apa yang diambilnya tersebut atau didasari dengan suatu tujuan tertentu. Nah, si Kleptomania ini berbeda dengan pencuri. Pencuri mengambil sesuatu karena memang memiliki niatan tertentu untuk memiliki barang tersebut dan dalam keadaan sadar. Misalnya pencuri dompet alias jambret, yang memiliki niatan mengambil uang yang ada di dompet yang dia ambil diam-diam lalu dia pergunakan. Nah, kalau Si Klepto ini tidak bisa dilukiskan kenapa dia harus mengambil barang orang lain. Contohnya aja saya, yang suka ngambil buku, tapi meskipun buku itu sudah ada di tangan saya dan saya bawa pulang ke rumah, saya malah bingung mau saya apakan. Mau dibaca, tapi kebanyakan buku itu justru tidak menarik perhatian saya. Kenapa saya mengutil buku tersebut juga karena ketika melihat buku tersebut, saya merasakan ada suatu keinginan spontan dan tidak bisa saya tahan untuk saya lakukan, dan ujung-ujungnya buku yang semula ada di rak buku, beralih ke saku atau tas saya.
Kalau menurut penjelasan biologis sih, seorang dengan Kleptomania ini karena kelainan zat kimia yang diproduksi mesin terhebat yang dia miliki alias otak. Nah, otak manusia memproduksi zat kimia neurotransmiter. Di antara banyak zat kimia tersebut, ada dua zat yang bernama serotonin dan dopamin. Fungsi zat serotonin itu adalah untuk mengontrol emosi dan mood. Sedangkan dopamin itu berfungsi untuk menimbulkan perasaan senang. Kalau mau tahu lebih lengkap mengenai dua fungsi zat ini, silakan googling sendiri. Hihihihi /plak.
Nah, seorang penderita Kleptomania ini adalah penderita golongan yang memiliki tingkat serotonin rendah, alias orang yang tidak bisa mengontrol dan menahan dirinya, kalau dalam bahasa kerennya yang gak keren sih, penderita kleptomania itu memiliki perilaku impulsif. Dan ketika seorang Kleptomania sudah melakukan dorongan hatinya, maka perasaan senanglah yang dia dapat, dan itu berhubungan dengan zat dopamin. Dan, hal itu selalu terjadi berulang kali selama seorang kleptomania tidak bisa mengontrol dirinya.
Nah, kalau penjelasan psikologis beda lagi /ya iyalah. Katanya, seorang yang menderita Kleptomania itu juga menderita gangguan psikologis lain, misalnya depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, dll. Kleptomania terjadi karena mood disorder yang dalam bahasa Indonesianya berarti gangguan suasana hati yang ternyata memiliki hubungan erat dengan zat serotonin dan dopamin yang sudah di jelaskan di atas.
Sejujurnya, saya tidak ingin menyebut diri saya sendiri menderita kleptomania, karena saya ogah dikatakan sebagai pencuri (walaupun kleptomania tidak bisa juga disebut sebagai pencuri, tapi tetap saja mengambil barang orang lain tanpa ijin itu adalah perbuatan tidak terpuji). Saya tidak menyesali apa yang telah saya perbuat di masa lalu (bahkan sampai sekarang), yang suka mengambil buku di perpustakaan dan tidak pernah mengembalikan buku dari perpustakaan atau perentalan, atau sekedar 'pinjam' dari teman. Meskipun saya merasakan perasaan gembira saat memiliki buku yang sebelumnya bukan milik saya. Tapi saya sendiri juga tidak bisa menyebut diri saya ini seorang pengoleksi buku karena cara saya mendapatkan buku itu pun sangat tidak terpuji dan mungkin akan menodai nama para 'Pecinta dan Pengoleksi Buku'. Tapi demi nama baik saya sendiri, saya berusaha seminimal mungkin berada di perpustakaan atau perentalan buku agar kebiasaan buruk saya ini tidak terjadi, sekaligus untuk mengontrol otak saya dalam memproduksi zat serotonin.
0 komentar:
Posting Komentar