Indonesia
merupakan negara yang kaya dalam berbagai macam hal. Tidak hanya kaya
akan hasil alamnya, Indonesia juga kaya adat, suku, bahasa, bahkan
budaya yang berupa cerita rakyat. Cerita rakyat bukan menjadi barang
yang baru lagi di dunia kesusastraan Indonesia sebab telah ada sejak
beribu-ribu tahun lamanya. Cerita rakyat, yang dulunya disebarkan
dari mulut ke mulut, jauh lebih dulu ada sebelum aksara dikenal luas
dan dipelajari oleh berbagai golongan. Hampir semua daerah dan suku
di Indonesia memiliki cerita yang memiliki kekhasan yang berbeda-beda
mengenai rakyat di suatu wilayah. Hal itu semakin memperkaya khazanah
cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat tersebut.
Sama
halnya seperti bahasa Indonesia, cerita-cerita rakyat ini pun
merupakan salah satu identitas bangsa, karena secara umum cerita
rakyat diangkat dari kehidupan rakyat di Indonesia yang berkaitan
erat dengan budaya luhur bangsa Indonesia. Keberadaan cerita rakyat
merupakan suatu hal yang menjadi bukti peradaban budaya di Indonesia.
Cerita rakyat menjadi suatu kekayaan terpendam dalam suatu komunitas
yang terbatas karena hanya diketahui oleh penghuni wilayah atau
pengguna bahasa tertentu saja namun keberagamannya menjadi ciri khas
tersendiri bagi dunia cerita rakyat di Indonesia jika dibandingkan
dengan cerita-cerita rakyat dari negara lain.
Tetapi,
ratusan bahkan ribuan cerita rakyat yang selalu didongengkan secara
turun temurun itu kini semakin dilupakan karena posisinya yang
digeserkan oleh film dan dongeng dari Barat atau negara-negara maju
lain yang memasok karya fiksi ke Indonesia. Sangat jarang menemukan
anak-anak yang sangat antusias pada cerita rakyat, bahkan tidak
sedikit anak-anak SD yang tidak mengetahui cerita-cerita rakyat yang
ada. Hal itu semakin diperparah oleh kemajuan teknologi yang
memperkenalkan TV, komputer, game, dan berbagai jenis barang-barang
modern lain kepada anak-anak. Cerita-cerita rakyat digusur oleh
sinetron, film, komik, dan novel yang belum tentu memuat dan sesuai
dengan budaya Indonesia. Dongeng yang anak-anak tahu hanyalah
dongeng-dongeng dari Barat seperti Putri Salju, Cinderella, atau
Putri Tidur, tanpa mereka tahu bahwa di daerah mereka sendiri
memiliki keberagaman cerita rakyat yang kaya akan moral dan kearifan
budaya lokal.
Berkurangnya
budaya mendongeng yang biasa dilakukan oleh seorang Ibu kepada
anaknya atau oleh Tukang Cerita yang menuturkan cerita kepada suatu
penduduk atau kelompok membuat kekhawatiran akan semakin
terlupakannya cerita rakyat asli Indonesia. Sebenarnya, efek negatif
dari globalisasi yang masuk ke negeri ini harus bisa ditangkal dengan
penuh kepercayaan diri dan tanpa rasa takut akan kehilangan identitas
budaya yang menjadi kebanggaan bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar