15/09/14

Ironi Si Negara Kaya: Cerita Rakyat Yang Dilupakan

Indonesia merupakan negara yang kaya dalam berbagai macam hal. Tidak hanya kaya akan hasil alamnya, Indonesia juga kaya adat, suku, bahasa, bahkan budaya yang berupa cerita rakyat. Cerita rakyat bukan menjadi barang yang baru lagi di dunia kesusastraan Indonesia sebab telah ada sejak beribu-ribu tahun lamanya. Cerita rakyat, yang dulunya disebarkan dari mulut ke mulut, jauh lebih dulu ada sebelum aksara dikenal luas dan dipelajari oleh berbagai golongan. Hampir semua daerah dan suku di Indonesia memiliki cerita yang memiliki kekhasan yang berbeda-beda mengenai rakyat di suatu wilayah. Hal itu semakin memperkaya khazanah cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat tersebut.

Sama halnya seperti bahasa Indonesia, cerita-cerita rakyat ini pun merupakan salah satu identitas bangsa, karena secara umum cerita rakyat diangkat dari kehidupan rakyat di Indonesia yang berkaitan erat dengan budaya luhur bangsa Indonesia. Keberadaan cerita rakyat merupakan suatu hal yang menjadi bukti peradaban budaya di Indonesia. Cerita rakyat menjadi suatu kekayaan terpendam dalam suatu komunitas yang terbatas karena hanya diketahui oleh penghuni wilayah atau pengguna bahasa tertentu saja namun keberagamannya menjadi ciri khas tersendiri bagi dunia cerita rakyat di Indonesia jika dibandingkan dengan cerita-cerita rakyat dari negara lain.
Tetapi, ratusan bahkan ribuan cerita rakyat yang selalu didongengkan secara turun temurun itu kini semakin dilupakan karena posisinya yang digeserkan oleh film dan dongeng dari Barat atau negara-negara maju lain yang memasok karya fiksi ke Indonesia. Sangat jarang menemukan anak-anak yang sangat antusias pada cerita rakyat, bahkan tidak sedikit anak-anak SD yang tidak mengetahui cerita-cerita rakyat yang ada. Hal itu semakin diperparah oleh kemajuan teknologi yang memperkenalkan TV, komputer, game, dan berbagai jenis barang-barang modern lain kepada anak-anak. Cerita-cerita rakyat digusur oleh sinetron, film, komik, dan novel yang belum tentu memuat dan sesuai dengan budaya Indonesia. Dongeng yang anak-anak tahu hanyalah dongeng-dongeng dari Barat seperti Putri Salju, Cinderella, atau Putri Tidur, tanpa mereka tahu bahwa di daerah mereka sendiri memiliki keberagaman cerita rakyat yang kaya akan moral dan kearifan budaya lokal.
Berkurangnya budaya mendongeng yang biasa dilakukan oleh seorang Ibu kepada anaknya atau oleh Tukang Cerita yang menuturkan cerita kepada suatu penduduk atau kelompok membuat kekhawatiran akan semakin terlupakannya cerita rakyat asli Indonesia. Sebenarnya, efek negatif dari globalisasi yang masuk ke negeri ini harus bisa ditangkal dengan penuh kepercayaan diri dan tanpa rasa takut akan kehilangan identitas budaya yang menjadi kebanggaan bangsa.

0 komentar:

Posting Komentar